Pada umumnya kita berpikir bahwa Allah SWT itu membagikan rezeki kepada manusia sama rata, "itulah yang adil". Pendapat ini dilontarkan oleh orang2 komunis. Padahal tidak seperti itu. Setidaknya ada empat ayat di dalam al-Quran yg menjelaskan ttg pembagian rezeki:
1. REZEKI TINGKAT PERTAMA (YANG DIJAMIN OLEH ALLAH)
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya" (QS. Hud/11: 6)
Artinya Allah akan memberikan makan, minum untuk makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yg terendah, seperti kita lihat orang2 yg tinggal di "pedalaman", mereka bisa tetap hidup tanpa ilmu. Mereka hidup sesuai dengan fitrah manusia yg diberikan oleh Allah. Sama dengan binatang2 dan makhluk Allah lainnya. Mereka tahu mencari makan, tahu berkembang biak, tahu melahirkan anak2nya dan tahu menjaga diri dari mangsanya. Itulah FITRAH DASAR dari Allah.
2. REZEKI TINGKAT KEDUA
2. REZEKI TINGKAT KEDUA
"Tidaklah manusia mendapat apa-apa, kecuali apa yg telah dikerjakannya" (QS. 53: 39)
Allah SWT akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yg dikerjakan. Jika seseorang bekerja dua jam, dapatlah hasil yg dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh2, ia akan mendapat lebih banyak.
Dengan kata lain, jika seseorang ingin mendapatkan rezeki lebih banyak, ia haruslah belajar lebih banyak dan sungguh2 dalam bekerja. Tidak pandang apakah orang itu beriman atau kafir. Itulah keadilan Allah terhadap makhluk-Nya.
3. REZEKI TINGKAT KETIGA
“... Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim/14: 7)
Inilah rezeki yg disayang Allah. Orang2 yg pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah. Sebagai contoh: Org yg pandai berterima kasih atas bantuan orang lain, akan mudah mendapat bantuan lainnya (sebagai tambahan), tapi jika ia tidak pandai berterima kasih atas bantuan yg sudah diterimanya, maka ia tidak akan dapat pertolongan lagi. Hidupnya akan susah lagi. Bukan Allah yg menghendaki, tapi ia sendiri yg tidak pandai bersyukur.
Orang yg pandai bersyukur akan mendapat rezeki yg lebih banyak. Itulah janji Allah! Orang yg pandai bersyukurlah yg dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.
4. REZEKI KE EMPAT (UNTUK ORANG2 BERIMAN DAN BERTAQWA)
".... Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yg tiada disangka2nya. Dan barangsiapa yg bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq/65:2-3)
Peringkat rezeki yg ke empat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Orang istimewa ini (muttaqun) adalah org yg benar2 dicintai dan dipercaya oleh Allah untuk memakmurkan atau mengatur kekayaan Allah di bumi ini.
Banyak pakar mengatakan bahwa rezeki yg tidak terbatas itu didapatkan dgn berwira-usaha, suatu bentuk usaha yg dijalankan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.
Sekiranya dalam suatu negeri terdapat banyak orang bertaqwa dan orang2 yg sukses berwira usaha, maka negeri itu akan makmur, lapangan kerja terbuka. Inilah janji Allah di dalam al-Qur'an:
"Jikalau sekiranya penduduk negeri2 beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka dari langit dan bumi, tetapi mrk mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (QS. al-A'raf/7: 96)
Rezeki yg ke empat ini hanya untuk orang2 yg betul2 bertaqwa kepada Allah SWT. Orang yg bertaqwa ini, di dunia mereka mendapat kemudahan2 atau sukses dari Allah, dan di akirat mereka mendapatkan syurga pula.
"Sesungguhnya orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air yg mengalir. (Dan dikatakan kepada mereka): Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman". (QS. al-Hijr/15: 45)
Namun, bagaimanapun:
“Tidak setiap orang yang Kuberi nikmat dan Kulapangkan rezekinya berarti dia Kumuliakan, TIDAK! Dan tidak setiap orang yang Kumiskinkan berarti dia Kuhinakan, TIDAK! Justru yang satu Ku-uji dengan kesenangan, dan yang lain Ku-muliakan dengan cobaan”. (Tafsir QS. Al-Fajr/89: 15-16)
“Tidak setiap orang yang Kuberi nikmat dan Kulapangkan rezekinya berarti dia Kumuliakan, TIDAK! Dan tidak setiap orang yang Kumiskinkan berarti dia Kuhinakan, TIDAK! Justru yang satu Ku-uji dengan kesenangan, dan yang lain Ku-muliakan dengan cobaan”. (Tafsir QS. Al-Fajr/89: 15-16)
Wallaahu a'lam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar